Remaja yang Bijak dan Penuh Hikmah "Abdullah bin Abbas (3)"
Ketika suatu masalah dihadapkan pada Umar bin Khattab atau dia dihadapkan pada dilema kesulitan, dia mengundang para syaikh dari kalangan sahabat al awwaluun beserta Abdullah bin Abbas, saat Abdullah bin Abbas tiba, Umar bin Khattab memberikan tempat terhormat dan mendekatkan tempat duduknya untuk Abdullah bin Abbas, lalu berkata kepadanya:
"Sesungguhnya kami dihadapkan dengan perkara yang menghambat dan semisal dengannya dan engkaulah yang bisa menyelesaikannya."
Umar bin Khattab pernah ditegur karena mengajukan Abdullah bin Abbas bersama para syaikh yang lain, karena ia masih sangat muda. Tetapi Umar bin Khattab ra berkata tentangnya:
إِنَّهُ فَتى الكُهُولِ ، لَهُ لِسَانٌ سَؤولٌ ، وَقَلْبٌ عَقُولٌ
" Dia adalah pemuda yang dewasa, memiliki lidah yang fasih dan hati yang bijaksana."
ketika Abdullah bin Abbas pergi ke suatu tempat untuk mengajarkan orang dan memberikan pengajaran khusus, ia tidak lupa akan hak orang lain terhadap dirinya. Ia tetap menyelenggarakan majelis nasihat untuk mereka. Salah satu nasihatnya adalah.
"Wahai sang pendosa, janganlah merasa aman dari hukuman atas dosamu. Ketahuilah bahwa konsekuensi dari dosa itu lebih berat dari dosa itu sendiri."
Jika dirimu tidak merasa malu dari orang yang berada di kanan dan kirimu ketika kamu melakukan dosa, itu tidak kurang dosanya daripada dosa itu sendiri.
Jika kau tertawa saat melakukan dosa dan kau tidak tahu apa yang Allah sedang lakukan denganmu, itu lebih besar dosanya daripada dosa itu sendiri.
Jika kau merasa senang dengan dosa yang berhasil kau lakukan, itu lebih besar dosanya daripada dosa itu sendiri.
Dan jika kau takut angin akan menggeser penghalangmu saat melakukan dosa, sementara hatimu tidak berguncang karena pandangan Allah kepadamu, itu lebih besar dosanya.
Wahai sang pendosa,
tahukah kau, dosa apakah yang dimiliki Nabi Ayyub ketika Allah menguji dengan sakit dan kehilangan harta?
Hanya satu dosa, yaitu ia meminta bantuan orang miskin untuk membela dirinya dari ketidakadilan namun tidak mendapatkannya.
Ibn Abbas bukanlah salah satu dari orang-orang yang berkata namun tidak melakukannya, dan melarang orang lain namun tidak menahan dirinya sendiri. Dia hanyalah seorang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.
Abdullah bin Mulaikah mengabarkan tentangnya, ia berkata:
"Saya pernah menemani Ibn Abbas dari Makkah ke Madinah, ketika kami beristirahat di suatu tempat, dia bangun pada pertengahan malam sementara orang-orang lain masih tidur karena kelelahan. Saya pernah melihatnya pada suatu malam membaca ayat:
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ
" Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, itulah yang kamu selalu hindari. '
(QS Qaf: 19)
Dia terus mengulanginya sambil terisak menangis hingga fajar menyingsing. Selain itu, kita tahu bahwa Ibn Abbas adalah salah satu dari manusia yang tampan wajahnya.
Namun, dia terus menangis dalam kesedihan di malam hari karena takut kepada Allah hingga air matanya mengalir deras di kedua pipinya Yang lembut".
Ibn Abbas telah mencapai puncak kemuliaan ilmunya. Pada suatu tahun, Khalifah Muslim Muawiyah bin Abu Sufyan melakukan perjalanan haji, dan Ibn Abbas juga pergi sebagai jemaah haji. Namun, Ibn Abbas tidak memiliki kendaraan atau kedudukan.
Muawiyah memiliki kelompok orang dari negerinya yang ikut dalam perjalanan haji. Sedangkan Ibn Abbas memiliki kelompok orang yang lebih besar dari kelompok para pelajar ilmu agama.
Kelompok Ibn Abbas jauh lebih besar dan lebih terhormat daripada kelompok Muawiyah.
Umur Ibn Abbas tujuh puluh satu tahun dimana dia telah memenuhi dunia dengan ilmu, pemahaman, hikmah, dan takwa.
Ketika hari kematian itu menjelang, Muhammad bin al-Hanafiyyah menshalati jenazahnya dan juga para sahabat Nabi dan orang-orang yang mengikutinya. ketika mereka menguburkannya, mereka mendengar suara qari' yang membaca:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ . ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً .
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
" Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku."
(alfajr: 30)
Wa Allahu 'alamu bi shawab.
Oleh: Umm_Chaera
Sumber
Shuwar min hayatis Shahabah
Baca juga kisah sahabat