Dzun Nurain "Utsman bin Affan [1]"
Dalam sejarah kenabian, tidak ada yang menikahi putri nabi dua kali selain Othman bin Affan, semoga Allah meridainya dan menerima amalannya.
Dia adalah orang yang memiliki dua cahaya...
Orang yang berhijrah dua kali...
Suami dari dua putri Nabi...
Utsman bin Affan, semoga Allah meridainya dan menerima amalannya...
Kehidupan Awal Utsman bin Affan
Utsman bin Affan ra adalah salah satu dari kaumnya yang paling terhormat di masyarakat jahiliyah, dia sangat kaya, mempunyai banyak keberkahan, sangat rendah hati, dan sangat pemalu.
Orang-orang di tempat tinggalnya sangat mencintainya dan sangat menghormatinya, bahkan wanita dari suku Quraisy biasa membuat anak laki-lakinya menari-nari dan mengatakan,
أُحِبُّكَ وَالرَّحْمَانُ حُبَّ قُرَيْشَ لِعُثْمَانْ
"Aku mencintaimu, demi Allah yang Maha Pengasih, cinta Quraisy kepada Utsman."
Keislaman Utsman bin Affan
Ketika Islam menyinari Mekah dengan cahayanya, Utsman adalah salah satu dari orang-orang yang pertama bergegas menuju lentera cahayanya.
Bagi Islam, Utsman bin Affan memiliki kisah yang masih terus diceritakan oleh para perawi.
Ketika Utsman masih hidup di zaman Jahiliyah, dia mengetahui bahwa Muhammad bin Abdullah menikahi putrinya, Ruqayyah, dengan sepupunya, Utbah bin Abu Lahab. Utsman sangat menyesal karena ia tidak segera meminang putrinya tersebut dan tidak mendapatkan kesempatan untuk menikmati akhlaknya yang tinggi dan kehormatan nasabnya. Dia kembali ke keluarganya dengan penuh kegelisahan.
Kemudian dia bertemu bibinya, Su'da bint Kuraiz, seorang wanita bijak, tegas, dan telah lanjut usia Memberitahunya. Su'da memberikan kabar gembira tentang kemunculan seorang Nabi yang akan menghapus ibadah berhala dan mengajak orang untuk beribadah hanya pada satu Tuhan.
Utsman sangat tertarik dengan agama Nabi tersebut dan Su'da mengabarkan bahwa dia akan mendapatkan apa yang dicarinya dari agama itu.
Utsman berkata, "aku pergi dan berfikir tentang apa yang dikatakan bibiku".
"kemudian aku bertemu Abu Bakar dan menceritakan apa yang diinformasikan oleh bibiku".
Abu Bakar menjawab, "Demi Allah, benarlah apa yang dikatakan bibimu, dia telah memberikanmu kabar baik, wahai Utsman".
"Sesungguhnya engkau adalah orang yang bijaksana dan tegas, tidak ada kebenaran yang tersembunyi darimu, dan tidak ada kebatilan yang samar du sisimu".
Kemudian Abu Bakar bertanya kepada Utsman, "Apakah patung-patung itu yang disembah oleh kaum kita? Bukankah mereka terbuat dari batu yang tuli yang tidak bisa mendengar dan melihat?"
Utsman menjawab, "Benar."
Abu Bakar berkata lagi, "Sesungguhnya apa yang dikatakan oleh bibimu itu sudah terjadi, wahai Utsman".
"Allah telah mengirimkan Rasul-Nya yang dijanjikan, dan mengutusnya kepada seluruh manusia dengan agama sebagai petunjuk dan kebenaran".
Aku (Utsman bin Affan) bertanya, "siapakah dia?"
Abu Bakar menjawab, "Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib."
Aku (Utsman bin Affan) berkata, "Orang yang jujur dan dipercaya itu?"
Abu Bakar menjawab, "Betul dia. Apakah kamu mau menemaniku untuk bertemu dengannha?"
Utsman menjawab, "Ya." Kami pun pergi menemui Nabi dan ketika Nabi Saw.
ketika Nabi Saw melihatku, dia berkata, "Sambutlah, wahai Utsman, seruan Allah...Sesungguhnya Aku adalah Rasul Allah khusus untuk kalian dan untuk seluruh makhluk semuanya."
Utsman berkata, "Demi Allah, setelah mataku menatapnya dan mendengarkan perkataannya, aku merasa tenang dan membenarkan risalahnya."
Kemudian aku bersaksi "bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya".
Tidak ada satu orang pun dari suku Bani Hasyim yang percaya kepada Rasulullah Saw, sampai pada hari itu. Hanya saja tidak ada dari mereka yang membencinya secara pribadi kecuali pamannya, Abu Lahab, dan istrinya, Ummu Jamil. Mereka adalah orang-orang Quraisy yang paling kejam terhadapnya, yang memperlakukannya dengan kekerasan dan siksaan. Maka Allah menurunkan ayat mengenai Abu Lahab dan istrinya:
"Telah binasa kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Hartanya dan usahanya sekali pun tidak dapat menyelamatkannya. Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak, begitu juga istrinya, pembawa kayu bakar yang mengikatkan pada lehernya tali dari sabut yang dipintal." (Al Lahab: 1-5)
Abu Lahab semakin marah kepada Rasulullah Saw dan meningkatkan kebenciannya, begitu pula istrinya, Ummu Jamil, terhadapnya dan para Muslimin. Mereka berdua memerintahkan putra mereka, Utbah, untuk menceraikan istrinya Ruqayyah binti Muhammad Saw, lalu Utbah pun mentalaknya atas dasar paksaan ayahnya.
Pernikahan Utsman bin Affan dengan Ruqayyah binti Muhammad
Utsman bin Affan, semoga Allah meridainya, hampir tak percaya saat mendengar kabar baik perceraian Ruqayyah, dan merasa sangat bahagia. Kemudian dia segera meminang Ruqayyah melalui Rasulullah saw, dan Rasulullah saw pun menikahkan mereka yang dihadiri oleh Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid.
Utsman merupakan salah satu dari orang Quraisy yang paling tampan, dan Ruqayyah juga sangat cantik. Dikatakan kepadanya Ketika dia diarak ke rumahnya ustman,
أَحْسَنُ زَوْجَيْنِ رَآهُمَا إِنْسَانْ # رُقَيَّةٌ، وَزَوْجُهَا عُثْمَانُ
"Pasangan terbaik yang pernah dilihat orang adalah Ruqayyah dan suaminya Utsman".
Siksaan yan diterima Utsman bin Affan
Utsman bin Affan, meskipun memiliki posisi yang sangat dihormati dan diakui keutamaannya, tidak terhindar dari gangguan dari orang-orang Quraisy ketika dia memeluk Islam. Bahkan, dia harus menanggung kesulitan dari pamannya sendiri Hakam sangat kecewa dengan keputusannya.
Dia memaksa seorang pemuda dari suku Bani Abd Syams karena telah meninggalkan agama Quraisy, itu adalah kelancangan. Utsman ra dan pengikutnya menghadapi kekerasan permusuhannya, lalu pamannya mengikatnya dengan tali, dengan berkata,
"Kenapa kamu meninggalkan agama bapak-bapakmu dan nenek moyangmu, dan masuk ke agama baru?"
"Demi Allah, aku tidak akan membiarkanmu sampai kamu meninggalkan agama yang kamu anut itu".
Ustman menjawab, "Demi Allah aku tidak akan meninggalkan agamaku selamanya, dan aku tidak akan meninggalkan Nabiku selama aku masih hidup".
Tapi pamannya masih terus memaksa dan menindasnya. Sedangkan Ustman pun tetap teguh terhadap agamanya dan kokoh dalam ketaatan pada imannya. Hingga akhirnya pamannya menyerah dan membebaskannya serta berhenti mengekangnya.
Utsman bin Affan Hijrah bersama Istrinya
"Namun, suku Quraisy tetap memendam kebencian terhadapnya dengan memusuhinya dan menyiksanya, sehingga membuatnya melarikan diri dengan agamanya dan meninggalkan nabi SAW. Itulah Hijrah pertamanya dan kaum Muslimin ke Habasyah bersama istrinya Ruqayyah ra..
Ketika mereka pergi dan meninggalkan Rasulullah SAW, beliau mengucapkan,
"Semoga Allah menemani Utsman dan istrinya Ruqayyah...
Semoga Allah menemani Utsman dan istrinya Ruqayyah..."
Utsman adalah orang pertama yang melakukan hijrah bersama keluarganya setelah Nabi Luth'."
Utsman dan istrinya tidak tinggal lama di Habasyah seperti yang dilakukan oleh para hijrah lainnya. Keduanya sangat merindukan Rasulullah dan merindukan Makkah. Akhirnya, mereka kembali ke Makkah dan tinggal di sana hingga Allah memberikan izin kepada Nabi dan para pengikutnya untuk hijrah ke Madinah. Utsman dan istrinya ikut pergi bersama para Muhajirin ke Madinah.
Utsman bin Affan menyaksikan semua peristiwa bersama Rasulullah SAW dan hadir dalam semua peperangan bersamanya, kecuali perang Badar karena ia harus merawat istrinya, Ruqayyah radhiyallahu 'anha yang sakit.
Ketika Rasulullah SAW kembali dari Badar, ia menemukan bahwa Ruqayyah telah meninggal dunia, sehingga ia sangat sedih. Rasulullah Saw menghibur Utsman bin Affan atas apa yang menimpanya dengan sebaik-baik penghiburan dengan menganggap Utsman sebagai salah satu dari orang yang ikut perang Badar.
Dzun Nurain
Ia juga memberikan kontribusi besar dalam perang dan memperoleh banyak rampasan perang. Kemudian ia menikahi kembali putri kedua Rasulullah SAW, Ummu Kulsum, sehingga ia dikenal dengan "Dzun Nurain".
Saat itu pernikahan kedua dengan anak Rasulullah Saw adalah karunia yang tidak di dapatkan oleh seorang suami mana pun. Ini adalah sejarah kenabian yang belum dikenal sama sekali, bahwa ada seseorang bisa menikahi putri Nabi sampai dua kali selain Utsman bin Affan ra.
Islamnya Utsman bin Affan, semoga Allah meridainya, termasuk nikmat Allah yang besar yang dianugerahkan kepada umat Islam, dan yang paling banyak memberikan kebaikan untuk Islam.
Setiap kali umat Islam mendapat kesulitan, Utsman adalah yang pertama memberikan pertolongan dan bantuan kepada mereka, dan setiap kali ada musibah, Utsman adalah yang pertama menyelesaikannya.
Kondisi Perang Tabuk
Dalam hal ini, Rasulullah Saw ketika memutuskan untuk melakukan perang Tabuk, beliau membutuhkan banyak harta, tidak kurang dari kebutuhannya terhadap pasukan.
Pasukan Romawi yang akan dihadapi oleh umat Islam adalah pasukan yang banyak dan kuat, yang akan bertempur di tanah mereka sendiri. Sedangkan umat Muslim harus menempuh perjalanan yang sangat jauh, perbekalan yang sedikit, kendaraan yang sedikit serta harus melawan kondisi yang sulit di mana pohon-pohon sangat jarang karena hujan yang tidak turun dan ini jarang terjadi di daerah Arab.
Akibatnya, Rasulullah Saw terpaksa harus menolak banyak orang yang ingin berjihad bersama, karena mereka tidak memiliki kendaraan yang dapat membawa mereka, hal ini membuat mereka pulang kembali dengan sangat sedih, mereka menangis sampai matanya dipenuh dengan air mata.
BERSAMBUNG .....
BY: Umm_Chaera
Sumber:
Kitab, Shuwar min Hayatis Shahabah
Baca juga Kisah Sahabat Rasul